16 Oktober 2020

Surat Cinta untuk Anak-anak Ajaib Nomer Tujuh

Tujuh, ya, angkatan ketujuh semenjak kuartal keempat 2012 dengan angkatan 51. Perjalanan panjang meski belum sepanjang pasukan lain dengan track record yang jauh lebih luar biasa dari kita di Tonti Bhawara.

Pesan pertama dari pelatih mas muk dulu ketika menghantarkan ke SMP 8 adalah ‘Muk iki mbiyen sekolah kerep juara’. Di tahun 2012 dulu hanya tahu di kelas SMP ya beberapa sekolah seperti SMP 9, SMP 5, dan SMP 2 saja yang mendominasi kejuaraan baris-berbaris. SMP 8 dimana? SMP 8 masih ada di papan tengah, urutan belasan dari dua puluhan pleton putri dan urutan 7/8 dari dua belasan pleton putra.

Dan perjalanan panjangnya baca sendiri di Highlights IG mas muk perjalanan masing-masing angkatan, gatau 57 bakalan dibikinin atau enggak nanti, hehe.

Masuk ke tahun 2017, angkatan baru hadir disambut PAB, acara baris-berbaris seleksi anggota pasukan tonti bhawara. Dipanitiai kakak-kakak Patwa 56 akhirnya terseleksi Patwa 57 yang bakalan jadi pengganti ujung tombak pasukan baris SMP 8 setelah Patwa 55 menuntaskan tugasnya tahun itu dan segera digantikan Patwa 56, kisah saingannya 55-56 cukup seru di 2017.

Karakteristik Patwa 57 ini mirip sama Patwa 53, terutama di komandannya, komandan putra nyempluk, komandan putri mungil, di Patwa 53 ada Prastowo sama Arra, di Patwa 57 ada Fata sama Citra. Di tahun 2017 ini Patwa 57 debut lomba di LBB BHA, lomba baris tingkat SMP di SMP 8, Patwa 57 main sebagai wild card, ga diitung poin kejuaraannya, buat pemanasan ke LBB PPI Kota 2017. Balaikota 2017 kala itu jadi saksi nangis-nangisnya Patwa 55 yang putranya ga lolos, dan pleton putrinya yang habis-habisan akhirnya dapet tiket ke LBB DIY yang dua-duanya dapet nomer 3. Patwa 57 jelas masih belum bener barisnya, bahkan foto lombanya pun mirip sama Patwa 53, seragam osis, topi di kelas 7.

2018 jadi tahunnya Patwa 56, baru di akhir 2018 di LBB PPI Kota yang mulai pindah ke Stadion Mandala Krida, Patwa 57 mulai nemu ritmenya sendiri. Juara 3 LBB PPI Kota melewati Patwa 56 Putra kakaknya yang jadi awkward moment saat itu, sama seperti 2019 yang lalu.

Perjalanan menuju PPI Kota 2018 dilalui naik turun, pertama kali lomba di Stadion Mandala Krida yang super panas ikutan drop kayak Patwa 56 Putra, di tengah tahun awal 2018 ini jadi masa belajar Patwa 57 yang masih banyak salah dan perbaikan ini-itu. Masuk separo akhir 2018 nambah tantangan buat Patwa 57, 2 anggota putra, Andika sama Aqeel dan 5 anggota putri, Angel-Bella-Lika-Sasa-Kayla harus lulus duluan bareng Patwa 56 karena mereka bertujuh masuk ke kelas SKS, akselerasi, lulus duluan. Dan cita-cita Patwa 57 harus terwujud nropi barengan dengan semua anggotanya yang ini.

Alhamdulillah kejadian terwujud, Patwa 57 Putri nropi nomer 5, Patwa 57 Putra nomer 3. Tahun 2018 ini LBB PPI tropi diberikan untuk 5 besar, iya ga ada tambahan nilai buat Patwa 57 Putri tapi setidaknya sekeluarga ini berhasil nropi bareng sebelum ditinggal lulus duluan. Di tahun 2018 ini mas kevin join buat handle Patwa 57 Putri

Masuk ke tahun 2019 pleton putra masih bisa bertahan dengan 32 anggotanya tapi pleton putri harus nyari anggota baru. Awalnya dua orang suka rela join ke Patwa 57, dhila dan filza, tapi belakangan ternyata banyak yang minat, alhasil seleksi ulang untuk 5 anggota baru yang akhirnya dipilih dhila, filza, rani, nadira dan naira. Lengkaplah lagi Patwa 57. Setelah hasil nomer 4 di LBB DIY 2018, Patwa 57 Putra mulai beraksi di tahun 2019.

2019 awal masih sulit buat Patwa 57 Putri, masih butuh adaptasi dengan anggota baru. berbeda dengan Patwa 57 Putra langsung gas juara sana-sini. Gausah diulang satu-satu juaranya ntar lama. Momen sedih gantian ke Patwa 57 Putra, semenjak LBB Garuda Mache sudah mulai didahului Patwa 58 Putra, puncaknya di LBB PPI Kota 2019 di JEC harus menerima kenyataan Patwa 58 Putra main lebih manis dibanding dirinya. Patwa 57 Putra tetap nropi di nomer 5, Patwa 57 Putri membawa asa pasukan Putra dengan mewakili Kota Jogja ke DIY dengan status Juara 1 Kota. Alhamdulillah diupgrade di LBB DIY jadi juara 3 Putri.

Lika-liku Patwa 57 ini unik, ditinggal kawannya lulus duluan, mencari anggota baru, kompakin lagi. Begitu masuk 2019, pleton putra menunjukkan dirinya yang sebenarnya, hanya sekali juara 3 di LBB Diyata, sisanya juara 1, bahkan sampe bikin ngambek pasukan putri di LBB Prayata walau akhirnya minta maaf dan baikan lagi, momen sweet nya 57 ini nih.

Ada di bawah bayang-bayang superiornya Patwa 56 naikin motivasi Patwa 57 yang nyatanya juga bisa berprestasi bahkan raihan tropinya melewati Patwa 56 dengan 4 kali juara umum di LBB Platinum, LBB Prayata, LBB Garuda dan LBB MP PPI Kota. Salah satu titik puncak idaman seorang mas muk, akhirnya sampai di tujuan Juara Umum LBB PPI Kota. Perjalanan semenjak 2012 yang hanya mendamba sebuah tropi berapapun juara itu, kemudian beralih semakin yakin gamau dipanggil hanya di juara 3 sampai akhirnya Juara Umum, untuk pertama kalinya di LBB PPI Kota.

Surat cinta yang kepanjangan ceritanya ya, gapapa buat kalian biar tetep ingat jalan kalian. Selamat atas kelulusannya atau belum luus sih? Padahal sebenernya ini mas muk kasih ke kalian sebelum ujian, karena corona jadi buyar semua ga ada update kapan kalian ujian sampe akhirnya UN dibatalkan. Terima kasih super carenya, yang menunjukkan kalian juara duluan sebelum LBB PPI Kota 2018 pas kalian bagiin susu pake ucapan semangat ke kakak-kakak 56. Bahkan ketika kejadian rame-rame di 58 kemarin kalian yang pertama teriak ‘mas kasihan kok digituin’. Beneranlah kalian angkatan paling care, ke kakaknya berani nyemangati, ke adik-adiknya beneran dijagain.

Setelah ini kalian masuk SMA, dunia yang benar-benar beda dari SMP, jauh lebih rumit dan ruwet tapi bonusnya jauh lebih banyak, kata orang-orang sih masa-masa sekolah paling epic ya masa-masa SMA, ada apa ya tunggu aja besok. Yang pasti dimanapun kalian sekolah besok SMA, jangan mau cuma jadi anak biasa, berani inisiatif, jadi leader jangan cuma ngikut-ngikut aja, gaboleh, harus jadi orang keren di SMA besok. Mau join tonti lagi silakan, enggak pun ga masalah yang pasti tetap harus berprestasi. Patwa masih selalu ada di lapangan upacara, dateng aja kalo kangen, besok kalo udah aman lagi kita agendakan kumpul-kumpul itung-itung perpisahan ya. Udah gitu aja, lama ga ketemu kalian, terakhir di LBB Smada kemarin yang adik kelas kalian masih belum maksimal hasilnya, tetap support adik-adik yaa, energi care kalian itu besar tolong dibagi, ini sejatinya keluarga besar tonti bhawara, saling care dan saling menyemangati. Terima kasih andika, aqeel, angel, bella, lika, kayla, dan sasa yang berhasil bareng-bareng nropi sebelum lulus duluan tahun lalu.

Tetep sehat kalian semua, ditunggu kabar baiknya lanjut sekolah dimana, terima kasih udah bikin perjalanan mas muk bareng patwa makin asik. Love you all.

Mas Muk kalian

Surat Cinta untuk Anak-anak Ajaib Nomer Enam dan Beberapa Nomer Tujuh Yang Mendahului

Surat Cinta untuk Anak-anak Ajaib Nomer Enam dan Beberapa Nomer Tujuh Yang Mendahului

 


Surat cinta kelima, iya dulu awalnya gara-gara Mas Muk pamit ga bisa nemenin ke LBB DIY pertama Tonti Bhawara (pas dipegang Mas Adit sama Mas Muk) jadi deh nulis surat cinta buat mereka dan keterusan sampai tiap mau UN selalu bikin surat cinta buat kalian. Surat cinta buat calon ibuk? Tenang udah pasti ada, kalian tahunya besok udah ada Ibuknya aja ya

 

Anak-anak ajaib nomer enam, Pasukan Tonti Bhawara angkatan keenam tim pelatih, 56. Beberapa nomer tujuh mereka spesial bertujuh masuk kelas khusus sks yang cuma ada di angkatan 57 aja, mereka barengan kakak-kakak 56 lulus tahun ini.

 

Awal ketemu inilah pasukan dengan format baru di Tonti Bhawara, 2 pleton saja, satu putra-satu putri tapi masih 36 anggota. Putra didahului jadi 35 anak baru ditinggal satu temen yang yang pindah ke Wonosari yang baru ketemu lagi kemarin LBB DIY 2018, Alwin. Putri juga ditinggal satu temen yang pindah ke Makassar, Nadhira.

 

Enam belas tropi sepanjang 2017 – 2018 pasti jadi dongeng buat adik-adik kalian kelak. Belum bisa debut di LBB PPI Kota 2016 karena masih kepentok pasukan kakak-kakak kelas yang formatnya 2 putri dan 1 putra akhirnya jadilah debut lomba di LBB Platinum SMA 8 2017 yang jadi saksi Juara Umum kakak-kakak 55. Keliatan deh malu-malunya kalian ikutan teriak-teriak Juara Umum di belakang kakak-kakak.

 

Pasukan yang Prnya terselesaikan, lihat rekap LBB PPI Kota 2017 takjub kalian bisa di atas kakak-kakak 55 tapi cuma kalah di bagian BELOK, Pasukan Putri ngedrift. Terbayarkan lunas di LBB PPI Kota 2018, Juara 1, baru ini nduk prestasi paling tinggi Pasukan Tonti Bhawara selama tim pelatih pegang, iya pernah Juara Umum tapi baru ini Juara 1. Pasukan putra asik juga, terselesaikan juga Prnya, gundul karena ga lolos LBB DIY 2019. Nangisnya pasukan putra dan ngambeknya pasukan putri yang ga bisa barengan baris lagi di Mandala Krida malam itu jadi saksi kalian adalah salah satu pasukan terbaik milik SMP N 8 Yogyakarta.

 

UNBK, salah satu titik yang kemudian memisahkan kalian dengan dunia baris-baris. Harus fokus belajar demi sekolah idaman. Lapangan sepi tanpa suara khasnya Hanan yang serak-serak ga kedengeran yang dapet nomer 3 komandan di LBB PPI Kota 2018. Ga ada ceriwisnya Salman yang usil, dan teriakan-teriakan ga pantes pasukan putra pas ada yang salah. Sepi ga ada Ochi yang hiperaktif yang selalu dikawal ajudannya, Raza. Atau gengnya Yusva-Rachel-Zahwa-Faisa-Ulel, atau senyum kalemnya Audy sama Martha. Mungkin juga sengak dan nyinyirnya Diana penjuru besar. Makasih semua udah ngramein lapangan upacara SMP 8 tiga tahun ini. Maaf belum kesebut semua, apal kok semua, cuma kalau nyebut satu-satu di sini kudu liat presensi kalian, hehe.

 

Temen-temen kelas SKS, andhika-aqeel-angel-bella-sasa-lika-kayla. Sempet bingung dulu ini kelas macem apa, eh ternyata kelas akselerasi, percepatan (lulusnya). Belum sempet main banyak sama kalian bertujuh. Tugas kalian di LBB PPI Kota 2018 selesai dengan manis, nropi. Tahu kan rasanya nropi, tapi maaf kalian ga bisa lanjut baris karena mendahului UNBKnya. Baru mau akrab udah mau lulus aja kalian. Semangat kalian tetap dibawa temen-temen 57 sampai jatah lomba terakhir tahun ini di LBB DIY 2019. Apapun agenda 57 kalian harus ikut besok, iyasih seragamnya SMA tapi hatinya kalian kayaknya ketinggalan di Pasukan Tonti Bhawara 57 deh, hehe. Selamat berjuang nduk-le, pintu Tonti Bhawara selalu terbuka buat kalian ga peduli seragam kalian beda sendiri bulan Juli besok.

 

SMA besok bukan lagi masa anak-anak, peralihan kalian menjadi orang yang lebih dewasa, lebih bijak. Iyasih bakalan lebih banyak main karena lebih bebas, lebih banyak event macem-macem, sibuk. Kerahkan semua kemampuan seperti usahanya Hanan di PPI Kota 2018 buat UNBK besok senin sampai kamis yang disambung USBN. Hasilnya tinggal diserahkan ke Yang Maha Kuasa, berapapun nilainya itu jalanmu buat nyari sekolah idaman kalian. Kelak bukan soal kalian sekolah dimana tapi “JADI SIAPA” kalian di sekolah yang baru. Janji ya bakalan jadi anak SMA yang mimpin teman-temannya, jangan cuma jadi kroco yang kemana-mana nginthil tanpa inisiatif. Jadi anak yang kreatif, inisiatif, buang jauh-jauh malunya, kalian anak Bhawara, apalagi Pasukan Tonti Bhawara, harus jadi orang keren di sekolah baru dengan kemampuan kalian. Jangan sering-sering maen ke Bhawara dulu besok SMA, iya cintanya buat Bhawara selalu ada, Bhawara selalu ada disitu juga kok, sekolah barumu berhak kalian cintai dulu. Kangen pelatih-pelatih baris kalian juga jangan lupa (

 

Terima kasih bikin dongeng baru buat Patwa yang kelak jadi inspirasi adik-adik kalian, terima kasih kakak-kakak 56 dan beberapa 57.

22 September 2018

Farewell 55

Surat Cinta untuk Anak-anak Ajaib Nomer Lima

Yah ketemu surat cinta lagi tahun ini. Anak-anak ajaib nomer lima, pasukan dengan hati paling besar. Kayak baru kemarin deh kita nropi-nropi asik, padahal udah setahun yang lalu.
Mas muk masih inget, tahun lalu diawali 'mas nek 55 ga punya tropi gimana mas?'. Satu hal yang menyadarkan bahwa pasukan ini bukan lagi pasukan yang berjuang buka jalan seperti 51-52-53-54 sebelumnya, jalannya sudah ada hanya kesempatan main cantik belum kunjung datang. Masih inget juga ini pasukan paling gembeng, paling gampang mewek.
Mewek-meweknya dimulai dari entah H-1 lomba yang mana, di serambi masjid Mira sama Ina. Endingnya yang cuma juara 3 PPI Kota aja meweknya seangkatan, bahkan baru kemarin ketemu pasukan putra paling lembut, nangis juga di pengumuman PPI Kota 2017. 
Bangga juga punya kalian yang berbesar hati bilang 'ga mas, harus semua ikut lomba' ketika persiapan lomba barengan sama persiapan lomba LTnya temen-temen Guweg Ireng dan Teratai Biru. Bener deh hasilnya keren semua, Tim LT juara 2 putra dan putri, yang sebelumnya barengan pasukan Tonti Bhawara 55 seangkatan juara umum. Tropi kaca pertama yang akhirnya mampir ke SMP 8, di pengumuman lombanya tetep pake mewek-mewek lagi yang kemudian kita kenang di 12 Maret jadi Hari Tonti Bhawara, hari dimana akhirnya kita dapat prestasi yang jadi dambaan, juara umum. Sebelumnya sih cuma pake hastag #menujujuaraumum dan 12-03-17 kita sampai juga di juara umum.
Menuju UN, mau ga mau harus ikhlas melepas kalian-kalian yang hatinya sangat besar nduk-le. Kalo 51 itu terasyik, 52 paling dewasa, 53 terstruggle, 54 terbaik, kalian 55 terbesar hatinya, baru kali ini nemu pasukan tonti bhawara hatinya sebesar kalian. Tiap tahun Tonti Bhawara harus ikhlas melepas 1 angkatan terbaiknya, tapi selalu ada suksesor yang selalu melebihi kakak-kakaknya. Doakan adik-adik kalian 56 dan 57 selalu lebih baik dari kalian kak. UN besok senin jadi modal nebus tiket masuk SMA impian kalian kelak. Tonti Bhawara selalu bangga dengan perjuangan kakak-kakaknya dan akan selalu berusaha lebih baik dari kalian. Doakan 56 nyalip rekor kalian tahun ini yaa, doakan juga 57 yang jalannya masih panjang bisa makin keren.

Selamat menempuh Ujian Nasional kakak-kakak 55, semoga lancar. Terima kasih kisah-kisahnya.

13 Desember 2017

See You Soon 54

Surat Cinta untuk Anak-anak Ajaib Nomer Empat.

Cie nulis surat cinta lagi mas muk? Ga usah tanya surat cinta buat mbaknya, mbaknya yang mana coba?
Tonti Bhawara 54, kepanjangan ceritanya jadi beberapa aja yang diceritain, sisanya kita kenang sendiri aja yakan nduk-le. Skuat baris nomer empat setelah 51-52-53. 51 yang kemarin habis UN SMK/SMA. 10 April ini kalian USBN jadi gapapalah dikasih surat cintanya kayak 52 sama 53 dulu. Pasukan dengan format 1 putra dan 2 putri ini debutnya agak njomplang, 1 putra dan 1 putri ikut di PPI Kota, 1 putri lainnya ketinggalan. Lupa mas mukti kalian ikut di LBB Delayota enggak ya dulu? Ikut ding ya, hasilnya lupa mas mukti. Yang pasti di LBB Prayata kala itu nyaris juara tp kalah poin sama yang dapet jatah upacara.
Tahun kedua seolah jadi tahun yang menyenangkan, dobel juara 3 di kota sama diy. Asik ya, bahkan yg putri ga mau kalah nyusul ke provinsi tahun lalu, walau di diy akhirnya dapet pelajaran sangat berharga, perlu banyak koreksi. Tiga tropi PPI (2 kota-1 diy) lengkap semua putra-putri tambah bonus tropi juara tiga di diyata tahun lalu. Akrab ya sama juara 3 yaa, tapi bagian tropi PPI nya bikin susah adik-adik kalian, susah dikejar tau, susah.
Ujian sudah siap nunggu semua di depan, hajar aja kayak kalian nggebrak di lomba baris. Udah kenal sama yang namanya nyaris-nyaris, ujian sekolah besok harus jadi keren. Maaf cuma bisa ngasih sedikit liwat tonti bhawara, cuma bs ngasih pengalaman kerja keras. Maksimalkan ujian sekolahnya, buat bekal di UN bulan depan. Kakak-kakak kalian bisa sukses juga di UN, kalian harus bisa. Selamat bekerja keras-nduk le, kalian bakalan dikenang sebagai salah satu pasukan keren di tonti bhawara. Fly High Tonti Bhawara 54! Inget guweg itu ga berisik kalo terbang, tiba-tiba aja menghujam mangsa langsung mati. Mas mukti-mas adit selalu siap doain kalian, selamat berjuang, tunjukkan ke adik-adikmu siapa Tonti Bhawara 54. Terima kasih kerja kerasnya, kalian keren.

10 Juni 2016

sampai jumpa 53

Surat cinta (lagi)

Entah seneng aja nulis surat cinta buat anak-anak. Bukan pesan terakhir jelang anak-anak ajaib lulus, tapi surat cinta, biar ada romantis-romantisnya gitu. Ya emang saya sayang mereka semua, kali ini untuk anak-anak ajaib nomer tiga. Tonti Bhawara 53, pasukan tonti ketiga yang saya pegang di SMP 8 Yogyakarta. Pasukan tonti kedua yang saya dan tim pegang penuh dari kelas 7 sampai kelas 9.

Anak-anak ajaib adalah sebutan spesial saya untuk anak-anak tonti smp 8, kenapa harus pake kata ajaib? Karena mereka ajaib, udah itu aja, pengen tahu ajaibnya apa silakan coba sendiri nglatih mereka kalau kuat.

Kembali harus melepas pasukan terbaik yang dimiliki SMP 8 Yogyakarta, seperti kurang afdol jika saya tidak melepaskan mereka terbang bebas untuk lanjut jadi anak-anak keren di sekolah-sekolah mereka selanjutnya. Maaf surat cinta ini hanya untuk anak-anak tonti bhawara khusus yang lulus saja. Lima tropi mereka bawa ke sekolah, banyak kata nyaris yang mereka dapatkan selama perjalanan baris-berbaris di ranah per-tonti-an kota yogyakarta. Nyaris juara 3, nyaris juara komandan, nyaris juara umum. Banyak kata andai yang kemudian terucap, andai di pos ini lebih fokus, andai di pos ini ga ada gerakan tambahan, andai di pos itu ga penalti, banyak.

Dari pasukan ini kemudian kita sama-sama belajar bagaimana menerima keadaan yang kita perjuangkan. Kadang kita sangat kecewa dengan satu kesalahan kecil yang akhirnya membuat hasilnya berantakan. Berulang kali harus menjinakkan pasukan ini untuk sabar dan legowo menerima hasil. Saya masih sangat ingat di persembahan semangat mereka di lomba PPI Kota terakhir mereka, duo komandan putri arra-ilma yang sangat kecewa, yah tiga kali mereka mencoba peruntungan di PPI Kota tanpa hasil yang memuaskan. Percobaan pertama pasukan dengan 12 orang cadangan tanpa pengalaman sebelumnya sekedar diberi kesempatan untuk mencoba atmosfer lomba baris. Percobaan kedua saya tidak bisa menemani, walau kakak-kakaknya 52 putri berhasil meraih tropi PPI Kota untuk pertama kalinya untuk SMP 8. Percobaan terakhir penuh emosi, masih gagal. Tak apa nduk, pelatihmu bangga, bangga banget.

Pasukan tonti bhawara 53 dipilih ketika 51 masih kelas 9 bantu-bantu nyeleksi dan 52 sebagai panitia yang milih anggota tonti. Pemilihan untuk pertama kalinya dengan format 1 pasukan putra dan 1 pasukan putri dengan jumlah yang sulit diterima dengan itungan anggota untuk lomba, 40 lebih per pasukan. Bayangpun jatah cadangan di lomba PPI Kota hanya 5 slot ini ber12 anak bisa masuk semua sebagai cadangan. Pasukan putra ilang-ilangan, wajar. Bahkan sampai lomba berikutnya sulit nyari 30 lengkap dengan 1 komandan putra.

Saya masih ingat di awal tahun 2014 ketika tropi-tropi mulai berdatangan, 53 yang masih kelas 7 bisa dapet tropi juara 3 di kesempatan kedua ikut lomba. Lomba unik di per-tonti-an Kota Yogyakarta, lomba dengan format pasukan boleh campur dan hanya 7 trio dengan 1 komandan, 1 pos saja. Percobaan pertama cukup di tropi juara 3 dengan pleton campuran. Percobaan berikutnya tropi lagi di lomba yang sama, juara 2 dan 3 dengan pleton putri dan putra yang berkesempatan angkat tropi, gantian kali ya? Lomba berikutnya yang bertropi bahkan bisa kembaran juara 2 putra-putri, nyaris juara komandan dan juara umum, yah belum rejeki saja. Sisanya di lomba yang lain bernyaris-nyaris ria tadi. Bahkan pernah kalah poin upacara saja, yah belum rejeki saja, bukan jalannya tropi.

Kalian hebat, keren, 5 tropi kalian persembahkan untuk bisa lanjut pamer prestasi di depan upacara bendera hari senin. Susah bisa cari tropi sebanyak itu untuk satu angkatan.

Yah walau harus diakui ini pasukan paling banyak ilang anggotanya. Setidaknya kalian bisa menunjukkan kualitas, oh iya tropi kembar tadi pasukan putra cuma 2/3 pasukan saja yang ikut, sisanya digenepi 54. Yah kalian keren, sebenarnya sulit melepas lagi pasukan dengan prestasi yang luar biasa, tapi sudah waktunya kalian meninggalkan SMP 8 untuk melanjutkan bakat kalian di SMA kelak.

Berapapun nilai UN kalian, angka berapapun, terimalah, ikhlas, seikhlas kalian menerima hasil nyaris-nyaris yang pernah kalian dapatkan dulu di lomba baris. Pelatihmu dulu juga cuma anak gagal, gagal dapet nilai yang cukup untuk masuk Teladan. Cuma cukup buat masuk SMA 11, bahkan setiap pagi harus menerima kenyataan selalu berangkat lewat plakat SMA 1, tetap jadi sekolah idaman sampai sekarang nduk-le. Terserah dimanapun kalian kelak sekolah dengan hasil UN kalian, yang pasti pelatihmu ga mau kalian cuma jadi anak biasa-biasa aja, ga boleh! Jadi anak keren di SMA, ga harus SMA 1 atau 3 atau TN, mana aja lah, kalian harus keren. Mau ikut tonti lagi silakan, tidak pun tidak pernah jadi masalah, yang jadi masalah adalah jika kalian cuma jadi bawang kotong di SMA kelak. Cari celah untuk jadi anak keren, ekstrakulikuler banyak, OSIS-MPK-ROHIS-ROKHAT atau apa lah terserah, kalian ga boleh biasa-biasa aja. Mosok anak tonti bhawara cuma jadi followers di SMA kelak, jadi leader lah, beraksilah.

Seberapun nilai kalian terimalah dengan lapang dada, ga usah iri dengan nilai kawan-kawan kalian lainnya, yakin aja itu hasil kalian mengerjakan sendiri, usaha sendiri,d isyukuri. Kelak di SMA manapun disyukuri, misal di SMA 11 ga usah minder sama temen yang di Teladan atau Padma atau TN. Yakinlah bahwa mungkin ada temen kalian yang menginginkan posisi kalian sementara kalian iri dengan teman kalian lainnya.

Nduk-le goodluck di sekolah baru kalian kelak, jadi anak keren, jangan cuma biasa-biasa aja. Ga usah malu sekolah dimana aja, besok tolong kabarkan di grup line, “mas mukti-mas adit aku sekolah di SMA ini”, yakin bangga. Kalau kalian pikir SMA kalian kelak biasa-biasa aja berarti tugas kalian bikin sekolah kalian keren. Cari caranya sendiri.

Selamat berjuang cari SMA dengan nilai UN kalian. Ga usah terburu-buru daftar, incer sana-sini dulu biar dapet sekolah yang asyik. SMA beda dengan SMP, rasakan sendiri aja kelak lika-likunya.

Terima kasih 5 tropinya, terima kasih pelajarannya untuk adik-adikmu. Kami ikhlas melepas kalian menuju sekolah impian kalian. Kami masih menantikan kalian bisa kembali ke Tonti Bhawara. Berjuanglah sekeras dan sekeren mungkin di SMA kalian kelak. Maaf masih gagal di perjuangan kalian bawa pulang tropi PPI Kota. Tiap angkatan spesial di hati kami, 53 ya 53 ga perlu dibandingkan dengan 51 atau 52 atau yang lain. Kalian spesial.


Last speech dari pelatihmu yang super cerewet kebanyakan kata di grup, goodluck guys. Pengen deh meluk kalian semua sekaligus, tolong keluarga besar ini jangan pernah ilang. Kelak kalian mungkin perlu me-recall beberapa kenangan hasil usaha ketika di tonti bhawara dulu. Terima kasih prestasinya, pelatihmu bangga.