awan
hitam makin tebal menggulung dihadapan mata ketika gambar seorang wanita
nampak ramah menyapa semua pengendara yg menuju ke bawah awan tebal
tadi, sekelebat bendera partai nomer 3 lusuh berkibar di ujung bambu yg
mulai lapuk yg ditalikan di sebuah pohon mangga di sebelah toko kayu di
pojokan pertigaan berlampu lalu lintas, ah pesta kemarin terlewatkan
sudah, kembali ke kehidupan nyata bekerja
dg (janji) wakil rakyat yg entah kemana, lampu hijau menyala kemudian
seluruh kendaraan melaju mengarah ke bawah gumpalan awan hitam, air
mulai memercik di muka dan tangan lalu tiba2 air jatuh dg liar ku
putuskan meminggirkan motor berteduh sembari menantikan air agak sedikit
jinak, setelah air mulai kalem kulanjutkan perjalanan dan namun harus
kembali menepi untuk menebus barang yg lupa terbawa baru kemudian lanjut
kembali menembus air yg sudah sangat jinak, kutinggalkan seorang bapak
yg berteduh, baru beberapa ratus meter menembus air kembali dua anak
kecil dg wajah polosnya yg meronakan guratan bahagia yg teramat sangat
mengibarkan bendera kepala banteng berhidung putih dengan bambu yg entah
dimana mendapatkannya, huh lewat sudah pesta nasional kemarin, kita
nantikan bagaimana pilihan kita jadi juara untuk kita sekalian, terima
kasih hujan sudah membasahi kami dengan kuyup sore ini, lain kali
bawakan kami pelanginya juga :)