29 Februari 2016

BHAWARA-PASDIPTAMA

"mas posingan e Bhawara terus sih?"
jleb, anak PASDIPTAMA yang bilang.

Mau dikata apa lagi, kerjaan di SMP 8 Yogyakarta, SMA 11 lebih sering ketinggal. Jujur cinta ini masih buat SMA 11 Yogyakarta, PASDIPTAMA pastinya. 2006 sudah saya idamkan masuk tonti, semenjak dari SMP 16 Yogyakarta belum kesampaian. Ingat saya ini orang gagal, baca ini http://muktiahmad56.blogspot.co.id/2011/11/cerita-orang-sukses-itu-sudah-biasa.html

2012 mulai resmi melatih di SMP 8 Yogyakarta, headcoach semasa SMA dulu yang mengarahkan. Pesannya satu, profesional, jangan pernah harapkan banyak uang, bekerjalah serius nanti uang akan datang sedniri. Benar saja ternyata isinya anak-anak ajaib, super sekali. Membangun dinasti itu lama, berat, susah, butuh waktu.

Kembali ke SMA 11 Yogyakarta, ketahuilah mas-mbak sistem kepelatihan di PASDIPTAMA itu beda. Tidak ada pelatih yang dikontrak dari luar kecuali hanya alumni tonti yang turun menurun melatih, kami anggap main untuk membersamai latihan baris. Seneng banget ke SMA liatin baris? CINTA, cukup satu kata itu aja yang selalu kami bawa. Bolehlah kalian anggap kami (alumni) pelatih, dalam diri kami ini untuk bakti kami yang dulu pernah latian dan pengen PASDIPTAMA jadi lebih luar biasa dari pasukan kami dulu.

Alumni itu banyak, cuma yang sempat balik untuk PASDIPTAMA terbatas. Kami semua CINTA untuk PASDIPTAMA, kami ingin PASDIPTAMA makin seru.


Khusus dari saya sendiri, maaf lebih sering tidak hadir, pekerjaan di sekolah lain (anggap saja mereka adik-adik kalian). Kami (alumni) selalu ada untuk kalian, sehari saja melewatkan kebersamaan PASDIPTAMA serasa tidak lengkap. Tetaplah kompak, jangan pernah lupa untuk kembali ke PASDIPTAMA kelak ketika sudah lulus, adik-adik kalian butuh cerita hebat kalian, syukur-syukur memang ada dedikasi untuk melatih PASDIPTAMA.


Mas-mbak, saya cuma pengen BHAWARA juga punya keluarga Alumni layaknya PASDIPTAMA yang kelak bakalan pegang mereka juga, ga usah iri, CINTA ini beda untuk PASDIPTAMA.

22 Februari 2016

Coach

"wah mas mukti kece"
"bukan orangnya tapi tulisannya"

Huuueeeee si anak ajaib nomer empat screenshot chat via Line tembennya yang ada di SMP sebelah. Entah dapet darimana sumbernya, tulisanku nyebar. Surat cinta itu, buat anak ajaib nomer dua dan review prestasi buat burning anak ajaib nomer tiga. Fix kerja sebagai pelatih tonti anak-anak ajaib ini semenjak 2012. Prestasi pun baru datang di 2014, susah bawa anak-anak ajaib yang meledak-ledak.

Anak-anak ajaib? ya aku lebih seneng nyebut mereka dengan julukan itu, nomer satu-dua-tiga-empat-lima dan tengah tahun ini siap datang nomer enam. Ngajari baris untuk anak SMP bukan perkara mudah, beda dengan anak SMA yang tinggal sentak jadi. Semangatnya ilang-ilangan, mau latihan serius susah, dibentak pun malah ketawa-ketawa. Bukan ga bisa tegas, harus dengan pembawaan yang beda.

Serame apapun ketika latihan, seribut apapun itu, pas lomba udah deh kayak "orong-orong kepidak", diem, anteng, tegang mungkin. Pelatihnya yang bingung, anak-anak ajaib ku mah santai-slow-rame-jarang lengkap. Karena makin lama mereka terbang makin tinggi. Prestasi siap menanti di depan. Kata kakak mereka, SMP nya udah diperhitungkan di persaingan pertontian SMP Kota Yogyakarta. Alhamdulillah, kerja keras berbuah manis. Susahnya adalah menjaga tempo, mirip dengan latihan jalan di tempat, jaga tempo paling susah, jaga ritme prestasi pun sama, SUSAH.

Ku pikir pun tidak cukup hanya teriakan dan baris saja. Perlu ada sentuhan sedikit untuk semangat, dimotivasi oral agak susah, paling cuma beberapa aja yang nangkep, sisanya blong. Bahasanya ketinggian mungkin. Beberapa memang harus dituliskan, beberapa checkpoint prestasi atau kegagalan. Prestasi untuk menunjukkan betapa kuatnya mereka dan kegagalan untuk mengingatkan bahwa kita juga sering jatuh, terlalu sering.

Ga usah banyak-banyak, lain waktu, segera surat cinta untuk anak-anak ajaib nomer tiga yang mau lanjut ke SMA, goodluck guys.

18 Februari 2016

Fly High 53!

Lagi, pasukan terbaik siap terbang menuju sekolah impian beberapa bulan ke depan, yakin deh ga bakalan kerasa beberapa bulannya.

2013, awal pertama turun lomba PPI Kota Yogyakarta. Sebagai anak baru tau lomba baris dengan pasukan yang ga kira-kira jumlahnya (yang putri). Bayangpun, kalau saja panitia ngeh pasti udh kena diskualifikasi, dari aturan 30 anak dalam pasukan dengan 5 cadangan ternyata ga bisa mengakomodir jumlah pasukan yang jumlahnya 40an, alhasil dengan 12 cadangan semuanya masuk gantian, yang penting semua main. Cuma angkatan 53 aja yang punya 2 pasukan, 1 putra dan 1 putri, beda dengan kakak dan adiknya yany 1 putra dan 2 putri. Hasil lomba perdana, yah sudah dipastikan ambyar.
2014, kemudian mulai mendobrak pakem dengan ikut lomba selain yang diselenggarakan PPI. Jatah 2 lomba milik kakak-kakak 52 yang akhirnya dapet tropi pertamanya, cari aja kisahnya di cerita anak ajaib nomer dua. Nah di adik, tonti bhawara 53, anak ajaib nomer 3 dapet kesempatan ikut LBB Diyata. Lomba baris paling nyleneh di Kota Yogyakarta dg aturan 7 trio. Dan hasilnya alhamdulillah ini anak-anak baru dapet juara 3-4-5 setelah pasukannya displit jadi 3 pleton khusus LBB Diyata, tropi pertama anak ajaib nomer tiga. PPI Kota kedua masih gagal, kakaknya 52 yang sukses dapet tiket ke Provinsi.

Membuka 2015 dengan LBB Diyata lagi kali ini masih dengan 3 pleton, 1 putra-1 putri-1 campuran, yah lombanya boleh pake pasukan campuran. 2014 lalu yg bertropi pleton campurannya, kali ini pleton putra dan putri yang beraksi dapet juara 2 dan 3 dengan komandan nyaris juara, Ariq. Sayang anak ajaib nomer 3 ini akrab dengan nyaris. Lomba sebelum Diyata, Prayata (LBB Teladan) kalah tipis poin upacara, that was a close! Berlanjut di LBB Smada yang 5 tahunan prestasinya lebih asyik, dobel juara 2 dengan komandan Prastowo harus ikhlas gelar komandan terbaiknya lepas gara-gara panitia yg kurang teliti. PPI Kota terakhir jatah mereka coba untuk dijajaki, sayang belum rejeki di PPI Kota, susah payah mengumpulkan pasukan untuk lomba terakhir dan harus kandas lagi. Adiknya si anak ajaib nomer empat dapet tiket provinsi dan juara 3 provinsi.

Bangga ketemu sepasukan anak ajaib lainnya, Tonti Bhawara 53, bagian SMP 8 Yogyakarta. Bangga bantu kalian angkat tropi. Perjuangan kalian masih panjang, UN di depan mata. Berusahalah sekeras gebrakan kalian, seasyik putaran aksen bahu kalian, secepat tangan ke posisi hormat. Terima kasih, semoga sukses di SMA kelak. Maaf hanya sedikit yang bs pelatih kalian berikan, kebanyakan omong ya? Kabari pelatih kalian kelak kalian bakal beraksi sekeren apa di SMA mana, ga harus di Tonti, kembangkan diri selalu pake tagline kita, JUARA!

*catatan perjalanan anak ajaib nomer tiga, ralat keterangan di foto Juara 2 LBB Diyata 2015 Komandan Ilma dan Juara 3 LBB Diyata 2015 Komandan Ariq

17 Februari 2016

Surat Cinta itu . . .

Suatu ketika, bulan itu confirmed berangkat ke Belanda, seminar  bersama PPI Wageningen, pekan sebelum PPI Kota saya harus ke Kedutaan Besar Belanda untuk ngurus visa. Anak-anak juara 2 dan saya tidak di sana. Beberapa pekan berikutnya pas harus berangkat ke Belanda, kembali saya tinggal dan saya puuskan bikin surat cinta ini

Surat Cinta untuk Pleton Inti Bhawara 52
Dua tahun yang lalu sekitaran bulan November 2012, saya
masih ingat betul memasuki SMP 8 Yogyakarta untuk pertama
kalinya dikenalkan dengan Pleton Inti Bhawara, saat itu yang
menyambut adalah para Senat dan Komandan Pleton Inti
Bhawara 51 yang sudah lulus pertengahan tahun ini. Misi saat
itu adalah membimbing Pleton Inti Bhawara untuk ikut lomba
PPI Kota Yogyakarta 2012 yang berisikan 2 pleton pasukan putri
Bhawara 51 dan masing-masing 1 pleton pasukan putri
Bhawara 50 dan 51. Dan dipojokan depan masjid menanti 3
pleton pasukan anak-anak kelas 7 yang mungil-mungil berlatih
namun tidak ikut disertakan. Pikiran saat itu, kalau memang
boleh mengirimkan lebih dari 7 pleton mungkin mereka bisa ikut.
Tapi apa daya peraturan menyebutkan tiap sekolah maksimal
hanya boleh mengirimkan 6 pleton.
Berbeda dengan kasta anak-anak SMA yang berlomba dengan
gengsi yang gila-gilaam tapi tetap seru. Lomba anak SMP
menjadi ajang pencarian tambahan nilai untuk masuk SMA.
SMP 9 masih selalu di atas dan SMP 5 masih menjadi musuh
untuk gengsi anak SMP 8. Atmosfernya sangat kental ketika
berhadapan dengan SMP 5.
Kembali ke anak-anak kecil yang dipojokan tadi. Tahun
berikutnya merekalah yang menjadi pembesar Pleton Inti di SMP
8. Akhirnya muncullah beberapa bocah, Ezra-Enggar, Fahmi-
Winda, Ucup-Tata, Awan-Dhella dan duo pasangan komandan
Alfi-Detta dan Rio-David. Agak ribet untuk menentukan siapa
yang akan menjadi pengurus Tonti dan Komandan. Butuh sekitar
3 bulan sampai mereka fix jadi berduabelas di atas.
Berdua bersama kawan yang baru saja lulus sudah dibebani PR
untuk mengangkat nama SMP 8 kembali ke jalur persaingan
lomba baris karena dulu pernah sempat juara Provinsi. Tahun
2013 masih mengikuti tradisi bahwa lomba yang diikuti hanya
PPI Kota, agak berat lomba yang hanya sekali tanpa studi
banding atau try out. Akhirnya tahun 2013 hasil PPI Kota
lumayan agak di bawah. Dua Pleton Putri yang pertama ikut
lomba mungkin grogi sampai banyak kesalahan, untuk Putra
sedikit memunculkan harapan dengan peringkat 6 nya. Baru
pada tahun berikutnya akhirnya mendapatkan tropi juara untuk
pertama kalinya melalui maraton lomba yang luar biasa.
Akhirnya kembali ke jalur juara setelah tahun kedua dibersamai
tim pelatih. Puncaknya baru saja kemarin akhirnya masuk ke
bursa juara PPI Kota. Pencapaian yang luar bisa.
Terima kasih atas kerja kerasnya. Dua tahun di SMP 8 yang luar
biasa. Mungkin saya tidak akan lama lagi bertahan, sampai
pertengahan tahun depan atau bahkan kurang. Pekan ini
kembali kalian harus berlomba, tanpa saya. Tolong beri saya
kabar gembira lagi, maaf tidak bisa mendampingi, saya yakin
kalian pasti bisa, buatlah momen yang kalian sebut purna tugas
besok menjadi momen yang tidak akan kalian lupakan.
Terbanglah tinggi dan bawakan saya tropi Provinsi besok
minggu.
terucap cinta dan seluruh rasa bangga untuk Pleton Inti
Bhawara 52, selamat berjuang!

17 Februari 2016 saya masih di Bhawara dan ketika di Belanda, sebangun saya waktu Belanda kemudian mereka berkabar, Detta Komandan Terbaik DIY, alhamdulillah cinta saya sampai ke mereka. Thanks guys. Adik kalian kembali akan terbang menyusul sukses kalian tahun lalu.

2016

Hhmmm apa yang spesial? Indomie rebus pake telur? Bukan!

Yuk lempar ke 2006. Bulan-bulan ini persiapan UN, mulai Tes Pendalaman Materi mulai Kota sampe Provinsi, menuju UN lah. Peristiwa besar di checkpoint 2006 kala itu adalah Gempa Bantul yang kemudian menandai perjalanan hidup di SMA. Masuk SMA. Apa spesialnya masuk SMA? Kata orang banyak masa SMA adalah masa paling asyik, katanya.

Peralihan dari anak-anak sok dewasa (anggap saja remaja) menjadi anak-anak yang lebih gedhe (beda ga?). At least they found another adventure. Kawan baru, kelas baru, first step to the other future. Istimewanya mungkin ada yang nemu cinta, mulai galau-galau-an, level GR yang tiba-tiba naik drastis. Semuanya berubah, ada yang belum terungkap perasaannya sampai sekarang? Hampir 10 tahun mblo.

10 tahun segera genap beberapa bulan ke depan semenjak pijakan petualangan di SMA, sudah jadi apa?

10 Februari 2016

Minggu Siang menuju Senja

Minggu, sebut saja Ahad, biar beda. Seperti biasa jam biologis berada pada kondisi paling tidak jelas. Semalam ronda, pagi ini jam biologis rusak. Sepekan sekali selalu rusak jam biologis di Ahad pagi.
Ahad ini tanpa agenda njagong atau acara-acara ga jelas lainnya, pagi nyuci lalu mapan lagi.
Siang, 13.30, anggap saja jelang senja, 2 jam lagi waktu ashar. Karpet tergelar, tempat favorit tidur. Tanpa empuk-empuk, bantal aja ngganjel kepala. Cling, mimpi.
Terbang ke suatu bangunan, familiar, putih-putih, resepsionis, baju putih-putih, rumah sakit. Ini agak aneh, jalur sepeda motor masuk sampe lobi. Kebo, tunggangan kesayangan, nama sayang buat megapro yang dibeliin bapak ku tuntun dalam gedung sesuai dengan jalur yang disediakan. Eh ternyata di sebelah kanan jalur sepeda, oke stay on the motorcycle line. Di belakang adik ngikut bantu dorong. Di depan mungkin UGD, darah tercecer, dorong kebo nya agak-agak tricky, angkat sana-sini. Sampe di depan entah kebo udah dimana, di atas monitor tayangan tv mana entah. "Dik, ke kamar ibuk yuk, lama ga ke rumah sakit, bapak aja yg bolak-balik nungguin ibuk" sekiranya gitu kalau jadi percakapan, cuma mbatin aja sebenernya. Bangsal bougenvil atau apa lupa, baru sadar kenapa ga pernah ke rumah sakit, ibuk sedo. Muk lupa?
Ah mimpi.

Kangen ibuk.