15 April 2014

Perjalanan Pulang

awan hitam makin tebal menggulung dihadapan mata ketika gambar seorang wanita nampak ramah menyapa semua pengendara yg menuju ke bawah awan tebal tadi, sekelebat bendera partai nomer 3 lusuh berkibar di ujung bambu yg mulai lapuk yg ditalikan di sebuah pohon mangga di sebelah toko kayu di pojokan pertigaan berlampu lalu lintas, ah pesta kemarin terlewatkan sudah, kembali ke kehidupan nyata bekerja dg (janji) wakil rakyat yg entah kemana, lampu hijau menyala kemudian seluruh kendaraan melaju mengarah ke bawah gumpalan awan hitam, air mulai memercik di muka dan tangan lalu tiba2 air jatuh dg liar ku putuskan meminggirkan motor berteduh sembari menantikan air agak sedikit jinak, setelah air mulai kalem kulanjutkan perjalanan dan namun harus kembali menepi untuk menebus barang yg lupa terbawa baru kemudian lanjut kembali menembus air yg sudah sangat jinak, kutinggalkan seorang bapak yg berteduh, baru beberapa ratus meter menembus air kembali dua anak kecil dg wajah polosnya yg meronakan guratan bahagia yg teramat sangat mengibarkan bendera kepala banteng berhidung putih dengan bambu yg entah dimana mendapatkannya, huh lewat sudah pesta nasional kemarin, kita nantikan bagaimana pilihan kita jadi juara untuk kita sekalian, terima kasih hujan sudah membasahi kami dengan kuyup sore ini, lain kali bawakan kami pelanginya juga :)