14 Januari 2015

Belanda (3. First Flight Ever)

Belanda Muk? Tenane? Pesawat dong?

Ya Belanda, dan Pesawat.

Paspor-Visa sudah ditangan, dokumen siap, uang pinjaman lunak sudah ngendon di rekening, tinggal sekarang tiket menuju Belanda. Akhirnya merasakan bagaimana asyiknya naik pesawat. Moda transportasi yang dinilai paling aman diantara moda transportasi massal lainnya. Setelah Commutter Line-TransJakarta (bahkan saya belum pernah sekalipun merasakan TransJogja sejak awal launching sampai sekarang), sekarang pesawat, terbang, masuk ke Bandara :P

Setelah beberapa hari mengurus tiket keberangkatan. Beneran deh ribetnya minta ampun mau pesen tiket pesawat. Bolak-balik agensi buat memastikan jadwal keberangkatan-maskapai penerbangan sampai pembayarannya yang luar biasa besar transaksinya. Dari beberapa orang kemarin yang jadi berangkat adalah Saya-Ryan (1 tim) dan Eka. Banyak maskapai yang jadi alternatif, antara lain Lufthansa-Emirates-Etihad-MAS-Garuda. Pertandingan finalnya antara MAS atau GIA. Hanya selisih 2 juta kalau dirupiahkan, lebih mahal Garuda Indonesia tapi ternyata sudah termasuk tiket PP Yogyakarta-Jakarta dan PP Jakarta-Amsterdam. Dan akhirnya pilihan jatuh ke Garuda Indonesia, kami lebih cinta produk dalam negeri daripada selisih 2 juta untuk negeri tetangga.


Acara konferensi tanggal 22 November 2014, kami rencanakan tanggal 20 November berangkat dan masih ada waktu 1 hari untuk istirahat di Belanda. 23 November adalah jadwal anak-anak saya berlomba di tingkat provinsi, dan saya kembali tidak bisa mendampingi, biasanya memang ketika tidak ada saya, mereka lebih berprestasi :D
Beberapa hari sebelumnya saya berpamitan dengan anak-anak dan diberi kejutan sepatu modal saya melawan dinginnya Belanda dan untuk berpetualang di Belanda.
sepasang sepatu hadiah dari anak-anak (nanti kisah jalan-jalannya di kisah selanjutnya)
20 November 2014 siang
"guys saya pamit, do the best ya!" saya pamit menuju Belanda
Sorenya saya sudah harus sampai di Bandara Internasional Adi Sutjipto. Penerbangan saya pukul 19:30, sebelum maghrib saya sudah harus ada di Bandara untuk check in dan lain-lain. Ini pengalaman pertama saya naik pesawat. Ga kayak kereta api yang tinggal bawa tiket dan KTP udah bisa masuk ke kereta api. Tiket pesawat aneh, print out booking tiket harus dibawa beserta identitas diri baru nanti dipilihkan tempat duduk oleh petugas. Papan petunjuk check in untuk pesawat saya tidak kunjung nampak, bahkan dari tadi hanay tertulis untuk penerbangan sebelum penerbangan saya, ternyata sudah bisa check in dan TERLAMBAT batas waktu check in, Alhamdulillah masih bisa masuk dan harus menunggu sampai pesawat saya siap. 

Tiket  pesawat akhirnya sudah ditangan, tas besar masuk bagasi pesawat dan saya hanya memanggul backpack saya saja. Ternyata benar Bandara Adi Sutjipto kecil sekali, boarding room nya penuh sesak calon penumpang, bising suara mesin pesawat pun sayup-sayup terdengar. Ketika arahan untuk masuk pesawat sudah diberikan saya dan Eka menuju ke pesawat kami yang akan menuju ke Jakarta. Ryan sudah menunggu di Soekarno-Hatta untuk menuju flight ke Amsterdam, direct flight langsung tanpa mampir-mampir.

Saya sempatkan memegang sayap pesawat, baja dingin warna putih bercorak biru-hijau khas Garuda Indonesia. Terbang men, for the first time, mabur! asyik! Di pintu pesawat sudah disambut kru yang menawarkan koran untuk dibaca, saya masih ragu apakah ini gratis atau harus membayar lagi, ternyata memang gratis :D Bagasi kabin yang bisa digunakan ternyata tidak terlalu besar, banyak penumpang yang tidak sesuai menempatkan bagasinya. Saya pun harus bersebrangan duduk dengan Eka karena berbeda row seat. Saya beruntung bisa memilih tempat duduk dekat dengan jendela, bisa melihat Yogyakarta malam hari dari ketinggian. Fasten my seat belt dan pesawat berjalan perlahan menuju ujung landasan untuk memulai inisiasi take off. Pesawat yang saya naiki adalah Boeing 737-800ER yang full entertainment, ada monitor kecil yang dari tadi menampilkan video company profile Garuda Indonesia serta instruksi untuk kondisi darurat jika terjadi suatu hal yang darurat.
Boeing 737-800ER
Sabuk pengaman sudah terpasang kuat dan tiba-tiba pesawat melaju sampai kecepatan take off. Suara mesin pesawat ternyata mirip suara blower yang sangat berisik tapi sedikit redam ketika mengangkasa. Badan terhempas ke kursi dan pesawat mulai melaju, sampai akhirnya mulai melayang, badan serasa di lempar melayang, ada sensasi yang agak memusingkan tapi asyik. Suasana malam Yogyakarta pun terlihat, jalanan besar teratur dan Tugu Jogja yang ramai terlihat sinar saling berjalan. Menembus awan tipis dan pesawat makin tinggi terbang. Baru di sekitaran Soetta mulai nampak pemandangan laut yang kelam dengan beberapa kapal kecil yang bersinar. Ada beberapa hal yang masih membuat saya bingung ada beberapa titik cahaya oranye beterbaran di bawah pesawat entah itu tower atau apa.

Selama penerbangan ternyata banyak fitur entertainment yang bisa diakses di pesawat ini. Ga cuma mp3, ternyata ada berbagai film, game dan macem-macem. Menyenangkan, saya cuma menikmati sepenggal film karena kemudian sudah hampir sampai Jakarta. Snack pun diberikan untuk penumpang dan saya meminta kopi. Saya pun baru tahu ternyata fasilitas makan dan minum bisa diakses kapan saja, enak-enak pula :D

Sensasi Landing sama serunya dengan take off, ada suara gemuruh ketika roda pesawat menyentuh landasan, untung ada suspensi yang luar biasa menahan body pesawat. Dan melihat asap putih ketika ban pesawat menyentuh landasan itu keren! Entah mengalami hipoksia atau tidak, yang pasti saya sangat senang di penerbangan pertama saya, kayak anak TK dapet mainan baru lah :D

Soetta, masuk terminal internasional dan kami siap menuju Amsterdam di Bandara Schipol. Eh ketinggalam cara ngomong Flight Attendant yang mengumumkan apa saja sangat berwibawa, melambai-lambai nadanya meski beliau seorang pria, nice, First Flight Ever!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar